Ukuran keandalan dan kualitas listrik secara umum ditentukan oleh beberapa parameter sebagai berikut:
1. Frekuensi dengan satuan hertz (Hz);
Yaitu
jumlah siklus arus bolak-balik (alternating current, AC) per detik.
Beberapa negara termasuk Indonesia menggunakan frekuensi listrik
standar, sebesar 50 Hz.
Frekuensi listrik ditentukan oleh
kecepatan perputaran dari turbin sebagai penggerak mula. Salah satu
contoh akibat dari frekuensi listrik yang tidak stabil adalah akan
mengakibatkan perputaran motor listrik sebagai penggerak mesin-mesin
produksi di industri manufaktur juga tidak stabil, dimana hal ini akan
mengganggu proses produksi.
Gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem frekuensi:
a.
Penyimpangan terus-menerus (Continuous Deviation); frekuensi berada
diluar batasnya pada saat yang lama (secara terus-menerus), frekuensi
standar 50 Hz dengan toleransi 0,6 Hz ------ (49,4 – 50,6 Hz)
b. Penyimpangan sementara (Transient Deviation); penurunan atau penaikkan frekuensi secara tiba-tiba dan sesaat.
2. Tegangan atau voltage dengan satuan volt (V);
Tegangan
yang baik adalah tegangan yang tetap stabil pada nilai yang telah
ditentukan. Walaupun terjadinya fluktuasi (ketidak stabilan) pada
tegangan ini tidak dapat di hindarkan, tetapi dapat di minimalkan.
Gangguan pada tegangan antara lain :
a. Fluktuasi Tegangan; seperti: Tegangan Lebih (Over Voltage), Tegangan Turun (Drop Voltage) dan tegangan getar (flicker voltage)
Tegangan
lebih pada sistem akan mengakibatkan arus listrik yang mengalir menjadi
besar dan mempercepat kemunduran isolasi (deterioration of insulation)
sehingga
menyebabkan kenaikan rugi-rugi daya dan operasi, memperpendek umur
kerja peralatan dan yang lebih fatal akan terbakarnya peralatan
tersebut. Peralatan-peralatan yang dipengaruhi saat terjadi tegangan
lebih adalah transformer, motor-motor listrik, kapasitor daya dan
peralatan kontrol yang menggunakan coil/kumparan seperti solenoid valve,
magnetic switch dan relay. tegangan lebih biasanya disebabkan karena
eksitasi yang berlebihan pada generator listrik (over excitation),
sambaran petir pada saluran transmisi, proses pengaturan atau beban
kapasitif yang berlebihan pada sistem distribusi.
Tegangan turun
pada sistem akan mengakibatkan berkurangnya intensitas cahaya (redup)
pada peralatan penerangan; bergetar dan terjadi kesalahan operasi pada
peralatan kontrol seperti automatic valve, magnetic switch dan auxiliary
relay; menurunnya torsi pada saat start (starting torque) pada
motor-motor listrik. Tegangan turun biasanya disebabkan oleh kurangnya
eksitasi pada generator listrik (drop excitation), saluran transmisi
yang terlalu panjang, jarak beban yang terlalu jauh dari pusat
distribusi atau peralatan yang sudah berlebihan beban kapasitifnya.
b.Tegangan Kedip (Dip Voltage);
adalah turunnya tegangan (umumnya sampai 20%) dalam perioda waktu yang
sangat singkat (dalam milli second). Penyebabnya adalah hubungan singkat
(short circuit) antara fasa dengan tanah atau fasa dengan fasa pada
jaringan distibusi. Tegangan kedip dapat mengakibatkan gangguan pada:
stabilisator tegangan arus DC, electromagnetic switch, variable speed
motor, high voltage discharge lamp dan under voltage relay.
c. Harmonik Tegangan (Voltage Harmonic);
adalah komponen-komponen gelombang sinus dengan frekuensi dan amplitudo
yang lebih kecil dari gelombang asalnya (bentuk gelombang yang cacat),
contoh :
Gelombang asal : (28,3) sin (t) kV.
Harmonik ke-3 : (28,3/3) sin (3t) kV.
Harmonik ke-5 : (28,3/5) sin (5t) kV.
Tegangan
harmonik dapat mengakibatkan: panas yang berlebihan, getaran keras,
suara berisik dan terbakar pada peralatan capacitor reactor (power
capacitor); meledak pada peralatan power fuse (power capacitor); salah
beroperasi pada peralatan breaker; suara berisik dan bergetar pada
peralatan rumah tangga (seperti TV, radio, lemari pendingin dsb.); dan
pada peralatan motor listrik, elevator dan peralatan-peralatan kontrol
akan terjadi suara berisik, getaran yang tinggi, panas yang berlebihan
dan kesalahan operasi. Kontribusi arus harmonik akan menyebabkan cacat
(distorsi) pada tegangan, tergantung seberapa besar kontribusinya.
Cara
mengurangi pengaruh tegangan harmonik yang terjadi pada sistem adalah
dengan memasang harmonic filter yang sesuai pada peralatan-peralatan
yang dapat menyebabkan timbulnya harmonik seperti arus magnetisasi
transformer, static VAR compensator dan peralatan-peralatan elektronika
daya (seperti inverter, rectifier, converter, dsb.)
d. Ketidak seimbangan tegangan (Unbalance Voltage); umumnya terjadi di sistem distribusi karena pembebanan fasa yang tidak merata.
Gangguan-gangguan
tegangan sebagaimana dijelaskan diatas dapat menyebabkan
peralatan-peralatan yang menggunakan listrik, beroperasi secara tidak
normal dan yang paling fatal adalah kerusakan atau terbakarnya
peralatan.
3. Interupsi atau Pemadaman Listrik;
Interupsi ini dapat dibedakan menjadi:
a.
Pemadaman yang direncanakan (Planned Interruption/scheduled
interruption); adalah pemadaman yang terjadi karena adanya pekerjaan
perbaikan atau perluasan jaringan pada sistem tenaga listrik.
b.
Pemadaman yang tidak direncanakan (Unplanned Interruption); adalah
pemadaman yang terjadi karena adanya gangguan pada sistem tenaga listrik
seperti hubung singkat (short circuit).
Parameter-parameter
yang menentukan keandalan dan kualitas listrik sebagaimana dijelaskan
diatas adalah sesuatu yang meyakinkan (measureable) dan dapat
diminimalkan dengan cara mengkoreksi terhadap konfigurasi dan peralatan
pada sistem, manajemen serta sumber daya manusia yang handal dari
perusahaan yang menjual energi listrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar